Tuesday, May 23, 2017

Kerjaanmu berat? Udah coba dibandingin sama ini belum??

(mungkin) Pekerjaan terberat di dunia

Hard work | 048x
Hard work, sumber : flickr.com

Kenikmatan bekerja bisa saja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya adalah jam kerja, skala tanggung jawab, rekan kerja, lingkungan kerja sampai masalah honor. Agar pekerjaan bisa bertahan lama, faktor-faktor tersebut harus dapat berdiri sejajar dan seimbang. Kalaupun ada faktor yang lebih dominan, belum tentu faktor tersebut dapat menutupi kekurangan dari faktor lainnya.
Dibalik beratnya macam-macam pekerjaan diluar sana, mungkin ada 1 pekerjaan yang (mungkin) menjadi pekerjaan terberat. Dan pekerjaan itu adalah menjadi orang tua. Ya, anda tidak salah. Menjadi orang tua adalah pekerjaan terberat. Mengapa penulis bisa berpendapat demikian? Mari kita coba telaah satu persatu berdasarkan faktor-faktor diatas:

1. Jam kerja


Timed.

Time, sumber: flickr.com

Pertama, jam kerja. Mungkin anda berbangga hati dengan memiliki jam kerja nyaman. 40 jam perminggu dan libur pada saat weekend maupun hari besar. Atau mungkin anda mengeluh tentang betapa panjang jam kerja anda, 12 jam perhari mungkin? Tapi, pernahkah terfikir bahwa orang tua tidak pernah punya jam kerja pasti. Ada kalanya kita akan berurusan dengan buah hati 12-14 jam perhari, ada kalanya juga hanya 3-4 jam. Itu semua tergantung situasi. Yang jelas, sesadis-sadisnya tuntutan bos anda yang menuntut anda untuk lembur, pasti akan kalah dengan tuntutan si kecil. Si kecil tidak akan mau tahu anda lagi apa, lagi ngapain, lagi kenapa. Yang jelas, ketika dia menangis, sebagai orang tua harus selalu siap siaga!! 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tanpa libur (kecuali kalau punya pengasuh).

2. Skala tanggung jawab

scales
Scale, sumber : flickr.com

Seberapa besar sih skala tanggung jawab yang anda pikul di kantor? Anda staf? Supervisor? Atau manager? Anda merasa bertanggung jawab atas hidup anak buah anda? Coba anda bandingkan dengan seberapa besar tanggung jawab yang anda emban ketika menjadi orang tua.
Kalau karyawan anda berprestasi, anda mungkin bisa ikut merasa bangga. Sebaliknya ketika ia bermasalah, bisa saja kita memutuskan hubungan atau enggan bertanggung jawab atas itu. Tapi, anda tidak bisa menerapkan hal yang sama kepada anak. Keberhasilan maupun kegagalan anak, semua adalah tanggung jawab orang tua. Gak mungkin kan kita bisa memutuskan ikatan orang tua dan anak hanya karena anak kita terjatuh dalam masalah. Ikatan itu ada seumur hidup, selamanya. Jadi, sudah terbayang dong konsekuensi yang harus kita tanggung kelak ketika pola yang kita terapkan ternyata keliru.

3. Rekan kerja

Business
Partner, sumber : flickr.com

Rekan kerja adalah salah satu faktor yang menciptakan atmosfir kerja. Tidak jarang kita memutuskan resign karena rekan kerja yang tidak sealiran. Sebagai orang tua, siapakah rekan kerja kita? jelas si kecil. Coba bayangkan, ketika rekan kerja bisa diajak komunikasi kesalahpahaman masih sangat mungkin terjadi. Apalagi kalau rekan kerja anda adalah si kecil, yang notabene punya bahasa sendiri, yang tentunya tidak kita mengerti, yang pastinya bakal protes dan menangis ketika keinginannya tidak terpenuhi. Dan parahnya lagi, kita tidak mungkin resign dari pekerjaan yang satu ini.

4. Lingkungan kerja


Office 


Office, sumber : flickr.com

Bagi karyawan kantoran, bisa bekerja dari rumah adalah suatu kenikmatan besar. Yang mungkin tidak terfikir oleh anda adalah bahwa bekerja di rumah akan selalu berhadapan dengan 2 hal pasti. Kedua hal tersebut adalah dunia yang cenderung monoton dan rutinitas yang berulang. Dengan kata lain, baik di kantor ataupun di rumah, tidak ada perbedaan suasana yang berarti. Mirip-mirip suasana kantor lah. Nah, yang biasanya menjadi dilemma adalah begini, ketika kita bekerja kantoran dan merasa jenuh, kita bisa pulang ke rumah untuk melepas penat dari rutinitas kantor. Tetapi jika kita berkantor di rumah, masa ia mau ke kantor untuk melepas penat? Kantornya siapa atuh?

5. honor(?)


Salary

Salary, sumber : flickr.com

Honor menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan utama. Tetapi sayangnya hal ini tidak berlaku bagi pekerjaan yang sedang kita bahas saat ini (baca: orang tua). Bukannya punya pemasukan, yang ada bahwa setiap bulan harus mengeluarkan uang. Untuk popok, susu formula, gaji si mba, pijat bayi, baju baru, dan tetek bengek yang bisa dikatakan ga ada habisnya.

Buat yang buru-buru kepengin nikah dan cepet-cepet punya momongan, ada baiknya dipersiapkan terlebih dahulu. Karena konsekuensi untuk pekerjaan ini  adalah seumur hidup. Pekerjaan yang satu ini juga tidak seperti permainan yang ada tombol pause nya, jadi ga kenal istilah time out.

jadi gimana, setelah membaca artikel ini, merasa sudah siap mendaftar untuk pekerjaan ini?

No comments:

Post a Comment

Salah kostum itu, gak selamanya petaka kok.

Bukan salah kostum, sumber: flickr.com Salah kostum merupakan peristiwa sederhana yang terkadang terjadi diluar dugaan. Peristiwa in...