Tuesday, November 22, 2016

Apakah kamu merasa dirimu orang yang gagal?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata gagal bermakna tidak berhasil, tidak tercapai (maksudnya). Secara pemahaman makna kata, seseorang akan dengan mudah dikatakan gagal. Jika tidak berhasil, tujuan tidak kunjung terwujud, dan tidak mencapai tujuan sesuai yang diharapkan, bisa jadi orang tersebut dikatakan gagal. Baiklah, itu pemahaman sederhana mengenai gagal. Namun terkadang kegagalan tidak hanya dimaknai dengan sesederhana itu. Terlebih bagi mereka yang sudah mencicipi hidup kemandirian dan mulai untuk meniti kehidupan karir.

Dunia pekerjaan merupakan dunia yang sangat kejam, sehingga orang akan sangat mudah merasa hidupnya gagal. Tidak berhasil mencapai target, tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu, dan sebagainya. Tetapi kalau kita pikirkan lebih dalam, sesederhana itukah kegagalan? Sadarkah kita jika terkadang kita hidup dalam naungan bayang-bayang kegagalan? Bagaimana kita dapat melangkah maju jika kita terus menerus dinaungi rasa kegagalan?

Bagi saya pribadi, saya juga pernah merasa gagal karena merasa tidak sejalan dengan kemauan orang tua. Tetapi saya percaya bahwa tidak selamanya kegagalan akan berujung pada keputusasaan dan jalan buntu. Bagi anda yang pernah atau sedang merasa gagal, yuk coba kita lihat beberapa kisah yang berhasil merubah kegagalan menjadi kesuksesan:

Sejak muda, Disney sudah tertarik dengan seni. Hal ini dimulai sejak remaja terlebih ketika Disney berkenalan dengan Walter Pfeiffer yang memperkenalkannya dengan dunia film dan vaudeville. Walaupun begitu, kehidupan masa muda Disney tidaklah mudah, pada usia 16 tahun ia dikeluarkan dari sekolah dan gagal diterima di militer AS karena belum cukup umur. Pada tahun 1920, usaha yang dirintis Disney bersama Iwerks yang bernama "Iwerks-Disney Commercial Artist" juga tidak berhasil bertahan. Namun dibalik semua kegagalannya, Disney tidak mudah menyerah dan selalu mencari celah. Sampai suatu saat, ia menemukan bahwa dunia animasi jauh lebih menjanjikan dan berhasil menelurkan sebuah karya berjudul Laugh-O-Grams yang berhasil tayang di salah satu bioskop lokal pada saat itu.
Dari saat itu, karir perfileman animasi Disney berlanjut, bahkan sampai ke kancah Holywood. Namun tahun pahit kembali datang, ketika ia harus kehilangan trademark Oswald dari Oswald the Lucky Rabbit. Dan sekali lagi, Disney harus bekerja seorang diri. Bersama dengan Iwerks, akhirnya Disney mampu mencetuskan karakter baru yang akhirnya menjadi sangat mendunia, Miki Tikus (Micky Mouse), bahkan popularitasnya mampu mengalahkan popularitas Felix The Cat, dan menjadi animasi favorit di tahun 1930-an.

J.K. Rowling merupakan contoh kedua yang kisahnya juga tidaklah mudah. Masa mudanya tidak mudah karena penyakit yang diderita ibunya, serta hubungan orangtuanya yang kurang harmonis. Inspirasi mengenai buku dan tokoh pertamanya, Harry Potter juga bukanlah sebuah hasil pemikiran yang disengaja, namun lebih ke sebuah kebetulan berdasarkan pengalamannya selama menunggu keterlambatan kereta dari Manchester ke London. Di awal penulisannya, ia kehilangan ibunya yang wafat karena multiple sclerosis yang dideritanya. Permasalahan lain yang melandanya adalah pernikahannya yang gagal. Pernikahan gagal, orang tua tunggal, serta tidak memiliki pekerjaan menjadi situasi yang harus dihadapi olehnya. Tentu saja hal ini membuat dia merasa benar-benar gagal dalam hidupnya. 
Tahun 1995 merupakan sebuah awal baru baginya, dimana dia mampu menyelesaikan manuskrip Harry Potter and The Philosopher's Stone dengan sebuah mesin ketik tua. Hingga akhirnya kesuksesan pun datang dan hinggap dalam hidupnya, sampai saat ini.

3. Bambang Mustari Sadino (Bob Sadino)
Pengusaha Indonesia yang nyentrik dan dikenal dengan nama Bob Sadino sebenarnya berasal dari latar belakang keluarga yang cukup mapan. Bahkan ia sempat berkeliling dunia dan tinggal di Belanda selama 9 tahun yang kemudian bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed. Tahun 1967, Bob kembali ke Indonesia dan keluar dari pekerjaannya karena ia bertekad untuk hidup mandiri. Awal mula bisnis yang dijalaninya adalah dengan menyewakan mobil dengan bermodalkan Mercedez-Benz yang dibawanya dari Belanda, namun nahas, akibat sebuah kecelakaan yang membuat mobilnya rusak parah dan Bob tidak memiliki cukup uang untuk memperbaikinya, hidupnya mulai berputar. Bahkan ia sempat menjadi kuli bangunan untuk menyambung hidup.
Segala titik balik dalam usahanya adalah ketika usaha telur dan ayam negri miliknya mulai dikenal masyarakat luas. Usaha yang awalnya dipasarkan door to door, akhirnya menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan karena kemampuannya melihat peluang pasar.

Saya yakin masih sangat banyak kisah yang bisa menjadi contoh bagi kita untuk tetap berusaha, namun bagi saya perkataan sederhana Bob Sadino inilah yang menjadi cambuk bagi saya untuk berani mencoba dan tidak selalu berada di bawah kengerian kegagalan:


Jadi daripada kita sibuk mikir, ini gimana, itu gimana, wah kok saya gagal terus, kok rasanya dunia tak berpihak kepada kita, berhentilah sejenak. Tarik nafas, ingat kisah 3 orang diatas dan fikirkan bahwa hidup ini masih terlalu panjang jika hanya untuk mengeluh. 
Terimalah keadaan, pahamilah keadaanmu tidak sama dengan orang lain, jangan melihat orang lain lebih tinggi, tarik nafas panjang, dan mulailah melangkah. Karena hidup terlalu singkat tanpa Action!

Saturday, November 19, 2016

Apa yang bakal terjadi jika....?


Pernahkah terbayang bahwa anda akan hidup selamanya mengabdi pada sebuah perusahaan? Bahkan hidup mati anda bagi perusahaan? Bagi saya pribadi, hal ini tidak pernah sedikitpun terbersit dalam benak saya. Saya adalah orang yang ingin memiliki kebebasan finansial, dan saya yakin anda juga memiliki cita-cita yang sama. Bagi orang-orang jaman dulu, hidup mati bagi perusahaan adalah hal yang wajar dan mulia, namun sepertinya hal ini sudah tidak relevan lagi saat ini. Lalu apa yang bakal terjadi jika salah satu hal ini terjadi pada anda?

1. Loyalitas tak berbalas.

Sering para pekerja terjebak dalam loyalitas tak berbalas, mungkin anda salah satunya. Beberapa hal yang akan jelas terjadi jika ini sampai jadi kenyataan adalah motivasi kerja menurun, prestasi stagnan, dan rasanya ingin segera berhenti saja.
Lalu, kira-kira apa yang bisa anda lakukan? Sederhana, bekerjalah tanpa pamrih, dan ketahuilah bahwa kerja anda adalah untuk anda nikmati dan bukan untuk prestasi semata. Atau, berhentilah, s e g e r a!

2. Setia tanpa rasa.

Hal yang mungkin terjadi berikutnya adalah anda setia, namun tiada rasa di dalamnya. Ketahuilah, jika ini kasus  yang anda alami, saya mengucapkan selamat kepada anda bahwa anda berhasil menjadi mayat hidup di dalam perusahaan. Setia memang perlu, namun yang lebih perlu diketahui adalah, kesetiaan haruslah didampingi dengan rasa yang utuh. Hal ini penting, karena pekerjaan akan menjadi dunia kehidupan anda sehari-hari, bahkan hampir seumur hidup anda.
Jadi ketika perasaan ini berkecamuk dalam diri anda, ambillah waktu istirahat, refleksi, dan pikirkan kembali apakah memang anda benar-benar menikmati pekerjaan anda.

3. Lama tapi hampa.

Biasanya semakin lama seseorang bekerja, akan semakin ahli seseorang tersebut di bidangnya. Tapi tidak jarang juga ditemui, bahwa lamanya masa kerja tidak berbanding lurus dengan kemampuan kerja.
Anda merasakannya? mungkin anda termasuk salah satu pekerja dengan kasus nomer 3 ini. Jika anda terjebak di kasus ini, anda tidak perlu segera keluar. Jangan, jangan terburu-buru. Mengingat anda mungkin tidak akan secepat itu mendapatkan pekerjaan pengganti, sehingga jangan buru-buru.
Cara paling sederhana untuk dapat mengobati masalah kehampaan ini, cobalah minta pada atasan anda untuk dirotasi ke bagian lain. Mungkin hal ini dapat merefresh kembali kemampuan anda yang selama ini sudah terlalu katam.

4. Tetap atau minggat??!

Jika dilema diatas seringkali menimpa para pekerja dengan jam kerja tinggi, hal ke-4 ini seringkali didera oleh para newbie. Fenomena yang sering saya amati, seringkali para newbie (baca: pendatang baru) merasa bahwa mereka mampu dan pantas. Yakin? Seberapa mampu? Seberapa pantas? Nobody know, even you. Sehingga ketika baru akan meniti karir, para newbie ini akan merasa dilema dan merasa bahwa mereka kurang dihargai. Perihal penghargaan inilah yang menjadi cambuk utama untuk berfikir, tetap atau minggat??!
Jika kasus ini mendera anda, coba lakukan riset sederhana dengan membandingkan pendapatan anda dengan rekan sejawat, atau atasan, atau dengan rekan selevel dari perusahaan lain yang sejenis. Dari sini anda akan dapat mengambil kesimpulan, apakah penghargaan terhadap anda itu kurang, atau memang kemampuan perusahaan tempat anda bekerjalah yang kurang. Dan saya yakin, anda akan dapat segera menemukan jawabannya.

5. Hanya Tuhan yang tahu.

Dan dibalik kesemua masalah anda, ada perkara yang anda tidak akan pernah mengerti. N a s i b. Ya, 5 huruf sederhana yang bermakna sangat dalam. Bisa jadi anda adalah orang yang berprestasi, setia, tangguh, namun kurang beruntung. Bisa jadi juga anda adalah orang yang pas-pasan, namun beruntung. Ya, semua itu hanya Tuhan yang tahu.
Jadi, jangan menyerah dan teruslah berusaha. 1 hal yang saya ketahui pasti adalah Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya yang setia dan terus berusaha.

Semoga coret-coret pendek saya malam ini bermanfaat bagi saudara-saudara pekerja. Salam!!

Thursday, April 28, 2016

Yaki beneran hobi? Apa cuma ikut-ikutan?

Hobikah Aku?


Pernahkah anda bertanya, apakah yang anda lakukan itu hobi, atau hanya sekedar kenikmatan semu yang merupakan pelarian dari kerasnya dunia nyata (baca: jajan)? Terkadang memang menjadi sebuah perenungan, apakah itu hobi? Apakah memang yang anda lakukan saat ini merupakan hobi? Mungkin kita bisa melihatnya dari beberapa parameter ini, seberapa "hobi" kah anda?

1. Seberapa Rela? (Uang)

Throwing Money Away
Sumber : Flickr.com

Masalah utama ketika berurusan dengan hobi adalah uang. Ada peraturan tidak tertulis, yang berbisik bahwa segala sesuatu selalu berkaitan dengan UUD (ujung-ujungnya duit), yang semakin menegaskan bahwa uang ada diatas segalanya. Namun, jika berkata bahwa ini adalah berkaitan dengan hobi, "seharusnya" UUD sudah tidak lagi berlaku. Perlu diingat, bahwa hampir segala sesuatu yang berkaitan dengan hobi dapat melibatkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Sehingga akan menjadi pertanyaan mendasar, seberapa relakah anda mengeluarkan uang untuk menggapainya? Kalau memang anda masih merasa mengeluarkan uang untuk hobi adalah mahal, perlu dipikirkan lagi, apakah itu hobi atau hanya sekedar suka-sukaan. 
*noted, dalam kasus ini tidak ada hobi yang murah. Karena ketika sudah menekuninya, kita akan masuk ke sebuah dunia baru yang luar biasa memikat dan sangat menjadi candu! 

2. Cinta Buta?

Love is Blind
Sumber : Flickr.com

Menggeluti hobi, akan akan dibawa untuk merasakan sebuah sensasi cinta di dalamnya. Hati berbunga-bunga, terngiang selalu, rasanya selalu ingin bersama, dapat menghabiskan waktu tanpa terasa, dan banyak hal indah lainnya. (Mohon anda jangan terbawa perasaan lebih jauh). Ya, semua perasaan diatas merupakan perasaan yang sama dengan cinta, karena ketika kita ternggelam dalam hobi, kita akan jatuh cinta. Bahkan waktu seakan tak berbatas ketika kita melakukan hobi kita itu. Kita menjadi rela berkorban banyak hal hanya untuk dapat bersama hobi kita, apapun itu. Dan seperti cinta-cinta lainnya, cinta akan hobi akan sangat bisa menjadi cinta buta, karena memang hobi sifatnya personal dan ketertarikan seseorang terhadap hobinya akan sangat beragam. Jadi berbicara hal-hal buruk dan resiko akan hobi yang dianut akan percuma jika seseorang tersebut sedang jatuh cinta (terhadap hobinya). Apakah anda bisa merasakan cinta itu? Jika belum, mungkin anda belum berada di level hobi.

3. Siap Tempur!

Fight!!
Sumber : Flickr.com

Terkadang di dalam bergelut dengan hobi, kita akan menjadi sangat autis! Akuilah kalau memang kita akan menjadi autis, dan berada di dunia sendiri yang tak seorangpun mengerti. Ketika orang lain mulai merasa tidak nyaman dengan sikap anda ketika anda bergelut dengan hobi anda, sebenarnya yang orang rasakan adalah ketidak nyamanan terhadap autisme yang mendadak menghinggapi anda. Jika anda merupakan seorang hobbyis, anda harus siap tempur, siap membela hobi anda. Sehingga memang tidak jarang hobi menjadi pemisah dan pemicu pertengkaran. Ketika anda seorang dewasa yang (akan) memiliki hobi, dan sebelum anda siap tempur untuk hobi anda, sebaiknya komunikasikanlah terlebih dahulu terutama kepada orang-orang terdekat. Ingat, bagaimanapun itu seharusnya hobi membawa kesenangan bukan kehancuran. 

4. Seberapa Rela? (Waktu)

Time
Sumber : Flickr.com

Hal kedua yang tidak kalah sensitif adalah waktu. Hobi tidak mengenal waktu, bahkan hobi bisa sangat menjerat baik secara finansial maupun waktu, berhati-hatilah. Hal ini dapat anda rasakan ketika anda berada di fase awal perkenalan dengan hobi. Namun seiring perjalanan hobi, biasanya seseorang akan dapat memanage waktu untuk hobinya dengan lebih baik. Ketika anda ada di batasan yang nyata bahwa ternyata hobi mulai membuat anda melalaikan tugas harian anda, dan anda terus menerus terjerat untuk melakukan hobi itu, mungkin anda harus berhenti sejenak. Berhati-hatilah karena ketika anda sudah terlalu terjebak soal waktu dalam menjalani hobi, bisa jadi itu semua hanya sebuah obsesi. Jadi apakah yang anda lakukan saat ini adalah hobi atau mulai mengarah ke obsesi?

5. Apakah Semakin Bahagia?

Happy
Sumber : Flickr.com

Pada dasarnya setiap orang memiliki hobi untuk mencari sebuah kebahagiaan. Semua akan menjadi sia-sia belaka ketika kita tenggelam di dalam hobi, terbawa ke arus obsesi, dan akhirnya berakhir dengan depresi. Sadar atau tidak, ancaman tersebut memang nyata. Sehingga, ketika anda mulai merasa bahwa kebahagiaan yang anda dapat ketika melakukan apa yang anda senangi mulai berganti menjadi depresi, Berhentilah sejenak. Karena seharusnya hobi membawa kesenangan dan kenyamanan diluar dunia harian kita. Ketika hobi sudah menjadi obsesi, lalu kemana lagi kita akan lari ketika dunia harian kita mendesak begitu rupa?

Tuesday, April 26, 2016

Apakah kerjamu adalah passionmu?

Horai, akhirnya mulai belajar menulis lagi, setelah sekian lama hanya terjebak dalam draft-draft kosong yang hanya berhenti di ide dan judul. ahahaha.
Sepertinya, tema yang cocok dan nyaman diangkat apalagi ketika kita sudah mulai beranjak, dari sebuah level kebebasan ketika kuliah, menuju ke sebuah level keterikatan ketika memasuki dunia kerja adalah mengenai Hobi, Kerja, Profesi dan Passion yang tak kunjung sejalan.
Penulis juga rasakan betul ketika selama masa mencari jati diri, mencoba begitu banyak hal, dan sampai pada waktunya, akhirnya penulis (merasa) memiliki passion dan pekerjaan di tempat yang sama! (sepertinya). Tapi apakah benar demikian? Ya, mari kita coba lihat dulu kenyataannya.
Mungkin kita bisa ukur passion dibandingkan dengan pekerjaan yang kita punya saat ini dengan parameter berikut ini:

1. Bosankah Bekerja?


Depressed
Sumber : Flickr.com

Kebosanan mungkin jadi satu parameter yang paling sederhana. Memang, manusia suatu saat pasti akan merasa bosan dengan apa yang dijalani. Hal tersebut sangat wajar. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, apakah kebosanan tersebut mampu hilang ketika kita sejenak refreshing dan meninggalkan dunia pekerjaan itu, atau malah sebaliknya dimana setelah liburan kita merasa semakin enggan dan rasanya ingin memulai sesuatu yang baru? Ketika anda dapat menangani kebosanan anda dengan baik, mungkin karena memang itulah passion anda. Namun ketika kebosanan tidak kunjung membaik, atau bahkan semakin parah, ada baiknya anda mulai pikirkan lagi pekerjaan anda.

2. Berkembang atau tidak?


Improvement
Sumber : Flickr.com

Hal kedua yang mungkin dapat jadi parameter yang ampuh adalah mengenai perkembangan diri anda dalam bekerja. Cobalah ambil waktu sejenak, renungkan pencapaian anda sejauh ini, seberapa jauh anda sudah melangkah dan seberapa banyak jejak prestasi yang anda torehkan. Ketika anda sadari anda terus melangkah tanpa adanya prestasi yang bisa dibanggakan, bahkan posisi dan pendapatan yang tidak berubah dari tahun ke tahun, ini bisa menjadi sebuah penanda bahwa ada yang salah. Bisa jadi organisasi tempat anda bekerja, atau sistem pekerjaan yang anda jalani, atau mungkin kesalahan ada pada diri anda yang hanya bekerja di roda hamster, yang terus berputar tanpa bergeser sedikitpun. Mungkin sebelum terlambat, cobalah untuk pikirkan sesuatu yang baru, tidak harus keluar dari tempat kerja anda, tapi mungkin memang anda butuh sedikit refreshing di dalam organisasi. Karena itulah rotasi pekerjaan menjadi penting.

3. Inovatif atau follower?


Innovation
Sumber : Flickr.com

Hal yang mungkin tidak terlalu terpikirkan ketika bekerja adalah berinovasi. Seringkali ketika kita masuk dalam dunia kerja, dunia tersebut sudah memiliki tata suryanya sendiri. Yang mungkin dapat dikatakan, tata surya tersebut akan tetap bercahaya dengan ataupun tanpa anda. Sehingga, pola yang terbentuk ketika anda mulai bekerja adalah just follow the rule, and you will safe. Hal tersebut memang berlaku bagi mereka yang benar-benar baru dalam dunia kerja, namun hukum yang sama sudah tidak berlaku lagi bagi mereka yang telah berkecimpung di dunia tersebut bertahun-tahun. Jadi, ketika anda sudah bekerja dan ternyata tidak mampu berinovasi, minimal dengan sistem kerja yang efektif (tentunya untuk anda sendiri), mungkin ada belum termasuk sebagai golongan passionate worker.

4. Nyaman atau hanya zona aman?


Jack Canfield Most everything that you want is just outside your comfort zone
Sumber : Flickr.com

Hal berikut yang mungkin sulit untuk dibedakan adalah faktor kenyamanan. Faktor ini sifatnya sangat relatif dan masing-masing personal pasti memiliki penilaian dan sudut pandang yang berbeda. Satu-satunya cara untuk melihat, (mungkin) dengan mencoba memandang sekeliling area kerja anda, rekan kerja anda, atasan anda, pekerjaan anda. Apakah memang benar anda merasa berada di rumah? Atau ternyata anda hanya merasa bahwa itu semua adalah zona nyaman yang enggan anda tinggalkan untuk sesuatu yang (mungkin) lebih baik di luar sana.

5. Rela menjalaninya selamanya?


You Are My Everything
Sumber : Flickr.com

Setelah semua refleksi sederhana diatas, pertanyaan selanjutnya, relakah anda menjalani pekerjaan anda seumur hidup anda? Jika memang anda rela, dan dengan senang hati menjalaninya tanpa beban (berlebih), dan anda dapat menikmatinya, mungkin pekerjaan anda adalah passion anda, Congrats dude!

Salah kostum itu, gak selamanya petaka kok.

Bukan salah kostum, sumber: flickr.com Salah kostum merupakan peristiwa sederhana yang terkadang terjadi diluar dugaan. Peristiwa in...