Thursday, April 28, 2016

Yaki beneran hobi? Apa cuma ikut-ikutan?

Hobikah Aku?


Pernahkah anda bertanya, apakah yang anda lakukan itu hobi, atau hanya sekedar kenikmatan semu yang merupakan pelarian dari kerasnya dunia nyata (baca: jajan)? Terkadang memang menjadi sebuah perenungan, apakah itu hobi? Apakah memang yang anda lakukan saat ini merupakan hobi? Mungkin kita bisa melihatnya dari beberapa parameter ini, seberapa "hobi" kah anda?

1. Seberapa Rela? (Uang)

Throwing Money Away
Sumber : Flickr.com

Masalah utama ketika berurusan dengan hobi adalah uang. Ada peraturan tidak tertulis, yang berbisik bahwa segala sesuatu selalu berkaitan dengan UUD (ujung-ujungnya duit), yang semakin menegaskan bahwa uang ada diatas segalanya. Namun, jika berkata bahwa ini adalah berkaitan dengan hobi, "seharusnya" UUD sudah tidak lagi berlaku. Perlu diingat, bahwa hampir segala sesuatu yang berkaitan dengan hobi dapat melibatkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Sehingga akan menjadi pertanyaan mendasar, seberapa relakah anda mengeluarkan uang untuk menggapainya? Kalau memang anda masih merasa mengeluarkan uang untuk hobi adalah mahal, perlu dipikirkan lagi, apakah itu hobi atau hanya sekedar suka-sukaan. 
*noted, dalam kasus ini tidak ada hobi yang murah. Karena ketika sudah menekuninya, kita akan masuk ke sebuah dunia baru yang luar biasa memikat dan sangat menjadi candu! 

2. Cinta Buta?

Love is Blind
Sumber : Flickr.com

Menggeluti hobi, akan akan dibawa untuk merasakan sebuah sensasi cinta di dalamnya. Hati berbunga-bunga, terngiang selalu, rasanya selalu ingin bersama, dapat menghabiskan waktu tanpa terasa, dan banyak hal indah lainnya. (Mohon anda jangan terbawa perasaan lebih jauh). Ya, semua perasaan diatas merupakan perasaan yang sama dengan cinta, karena ketika kita ternggelam dalam hobi, kita akan jatuh cinta. Bahkan waktu seakan tak berbatas ketika kita melakukan hobi kita itu. Kita menjadi rela berkorban banyak hal hanya untuk dapat bersama hobi kita, apapun itu. Dan seperti cinta-cinta lainnya, cinta akan hobi akan sangat bisa menjadi cinta buta, karena memang hobi sifatnya personal dan ketertarikan seseorang terhadap hobinya akan sangat beragam. Jadi berbicara hal-hal buruk dan resiko akan hobi yang dianut akan percuma jika seseorang tersebut sedang jatuh cinta (terhadap hobinya). Apakah anda bisa merasakan cinta itu? Jika belum, mungkin anda belum berada di level hobi.

3. Siap Tempur!

Fight!!
Sumber : Flickr.com

Terkadang di dalam bergelut dengan hobi, kita akan menjadi sangat autis! Akuilah kalau memang kita akan menjadi autis, dan berada di dunia sendiri yang tak seorangpun mengerti. Ketika orang lain mulai merasa tidak nyaman dengan sikap anda ketika anda bergelut dengan hobi anda, sebenarnya yang orang rasakan adalah ketidak nyamanan terhadap autisme yang mendadak menghinggapi anda. Jika anda merupakan seorang hobbyis, anda harus siap tempur, siap membela hobi anda. Sehingga memang tidak jarang hobi menjadi pemisah dan pemicu pertengkaran. Ketika anda seorang dewasa yang (akan) memiliki hobi, dan sebelum anda siap tempur untuk hobi anda, sebaiknya komunikasikanlah terlebih dahulu terutama kepada orang-orang terdekat. Ingat, bagaimanapun itu seharusnya hobi membawa kesenangan bukan kehancuran. 

4. Seberapa Rela? (Waktu)

Time
Sumber : Flickr.com

Hal kedua yang tidak kalah sensitif adalah waktu. Hobi tidak mengenal waktu, bahkan hobi bisa sangat menjerat baik secara finansial maupun waktu, berhati-hatilah. Hal ini dapat anda rasakan ketika anda berada di fase awal perkenalan dengan hobi. Namun seiring perjalanan hobi, biasanya seseorang akan dapat memanage waktu untuk hobinya dengan lebih baik. Ketika anda ada di batasan yang nyata bahwa ternyata hobi mulai membuat anda melalaikan tugas harian anda, dan anda terus menerus terjerat untuk melakukan hobi itu, mungkin anda harus berhenti sejenak. Berhati-hatilah karena ketika anda sudah terlalu terjebak soal waktu dalam menjalani hobi, bisa jadi itu semua hanya sebuah obsesi. Jadi apakah yang anda lakukan saat ini adalah hobi atau mulai mengarah ke obsesi?

5. Apakah Semakin Bahagia?

Happy
Sumber : Flickr.com

Pada dasarnya setiap orang memiliki hobi untuk mencari sebuah kebahagiaan. Semua akan menjadi sia-sia belaka ketika kita tenggelam di dalam hobi, terbawa ke arus obsesi, dan akhirnya berakhir dengan depresi. Sadar atau tidak, ancaman tersebut memang nyata. Sehingga, ketika anda mulai merasa bahwa kebahagiaan yang anda dapat ketika melakukan apa yang anda senangi mulai berganti menjadi depresi, Berhentilah sejenak. Karena seharusnya hobi membawa kesenangan dan kenyamanan diluar dunia harian kita. Ketika hobi sudah menjadi obsesi, lalu kemana lagi kita akan lari ketika dunia harian kita mendesak begitu rupa?

Tuesday, April 26, 2016

Apakah kerjamu adalah passionmu?

Horai, akhirnya mulai belajar menulis lagi, setelah sekian lama hanya terjebak dalam draft-draft kosong yang hanya berhenti di ide dan judul. ahahaha.
Sepertinya, tema yang cocok dan nyaman diangkat apalagi ketika kita sudah mulai beranjak, dari sebuah level kebebasan ketika kuliah, menuju ke sebuah level keterikatan ketika memasuki dunia kerja adalah mengenai Hobi, Kerja, Profesi dan Passion yang tak kunjung sejalan.
Penulis juga rasakan betul ketika selama masa mencari jati diri, mencoba begitu banyak hal, dan sampai pada waktunya, akhirnya penulis (merasa) memiliki passion dan pekerjaan di tempat yang sama! (sepertinya). Tapi apakah benar demikian? Ya, mari kita coba lihat dulu kenyataannya.
Mungkin kita bisa ukur passion dibandingkan dengan pekerjaan yang kita punya saat ini dengan parameter berikut ini:

1. Bosankah Bekerja?


Depressed
Sumber : Flickr.com

Kebosanan mungkin jadi satu parameter yang paling sederhana. Memang, manusia suatu saat pasti akan merasa bosan dengan apa yang dijalani. Hal tersebut sangat wajar. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, apakah kebosanan tersebut mampu hilang ketika kita sejenak refreshing dan meninggalkan dunia pekerjaan itu, atau malah sebaliknya dimana setelah liburan kita merasa semakin enggan dan rasanya ingin memulai sesuatu yang baru? Ketika anda dapat menangani kebosanan anda dengan baik, mungkin karena memang itulah passion anda. Namun ketika kebosanan tidak kunjung membaik, atau bahkan semakin parah, ada baiknya anda mulai pikirkan lagi pekerjaan anda.

2. Berkembang atau tidak?


Improvement
Sumber : Flickr.com

Hal kedua yang mungkin dapat jadi parameter yang ampuh adalah mengenai perkembangan diri anda dalam bekerja. Cobalah ambil waktu sejenak, renungkan pencapaian anda sejauh ini, seberapa jauh anda sudah melangkah dan seberapa banyak jejak prestasi yang anda torehkan. Ketika anda sadari anda terus melangkah tanpa adanya prestasi yang bisa dibanggakan, bahkan posisi dan pendapatan yang tidak berubah dari tahun ke tahun, ini bisa menjadi sebuah penanda bahwa ada yang salah. Bisa jadi organisasi tempat anda bekerja, atau sistem pekerjaan yang anda jalani, atau mungkin kesalahan ada pada diri anda yang hanya bekerja di roda hamster, yang terus berputar tanpa bergeser sedikitpun. Mungkin sebelum terlambat, cobalah untuk pikirkan sesuatu yang baru, tidak harus keluar dari tempat kerja anda, tapi mungkin memang anda butuh sedikit refreshing di dalam organisasi. Karena itulah rotasi pekerjaan menjadi penting.

3. Inovatif atau follower?


Innovation
Sumber : Flickr.com

Hal yang mungkin tidak terlalu terpikirkan ketika bekerja adalah berinovasi. Seringkali ketika kita masuk dalam dunia kerja, dunia tersebut sudah memiliki tata suryanya sendiri. Yang mungkin dapat dikatakan, tata surya tersebut akan tetap bercahaya dengan ataupun tanpa anda. Sehingga, pola yang terbentuk ketika anda mulai bekerja adalah just follow the rule, and you will safe. Hal tersebut memang berlaku bagi mereka yang benar-benar baru dalam dunia kerja, namun hukum yang sama sudah tidak berlaku lagi bagi mereka yang telah berkecimpung di dunia tersebut bertahun-tahun. Jadi, ketika anda sudah bekerja dan ternyata tidak mampu berinovasi, minimal dengan sistem kerja yang efektif (tentunya untuk anda sendiri), mungkin ada belum termasuk sebagai golongan passionate worker.

4. Nyaman atau hanya zona aman?


Jack Canfield Most everything that you want is just outside your comfort zone
Sumber : Flickr.com

Hal berikut yang mungkin sulit untuk dibedakan adalah faktor kenyamanan. Faktor ini sifatnya sangat relatif dan masing-masing personal pasti memiliki penilaian dan sudut pandang yang berbeda. Satu-satunya cara untuk melihat, (mungkin) dengan mencoba memandang sekeliling area kerja anda, rekan kerja anda, atasan anda, pekerjaan anda. Apakah memang benar anda merasa berada di rumah? Atau ternyata anda hanya merasa bahwa itu semua adalah zona nyaman yang enggan anda tinggalkan untuk sesuatu yang (mungkin) lebih baik di luar sana.

5. Rela menjalaninya selamanya?


You Are My Everything
Sumber : Flickr.com

Setelah semua refleksi sederhana diatas, pertanyaan selanjutnya, relakah anda menjalani pekerjaan anda seumur hidup anda? Jika memang anda rela, dan dengan senang hati menjalaninya tanpa beban (berlebih), dan anda dapat menikmatinya, mungkin pekerjaan anda adalah passion anda, Congrats dude!

Salah kostum itu, gak selamanya petaka kok.

Bukan salah kostum, sumber: flickr.com Salah kostum merupakan peristiwa sederhana yang terkadang terjadi diluar dugaan. Peristiwa in...