Hobikah Aku?
Pernahkah anda bertanya, apakah yang anda lakukan itu hobi, atau hanya sekedar kenikmatan semu yang merupakan pelarian dari kerasnya dunia nyata (baca: jajan)? Terkadang memang menjadi sebuah perenungan, apakah itu hobi? Apakah memang yang anda lakukan saat ini merupakan hobi? Mungkin kita bisa melihatnya dari beberapa parameter ini, seberapa "hobi" kah anda?
1. Seberapa Rela? (Uang)
Sumber : Flickr.com
Masalah utama ketika berurusan dengan hobi adalah uang. Ada peraturan tidak tertulis, yang berbisik bahwa segala sesuatu selalu berkaitan dengan UUD (ujung-ujungnya duit), yang semakin menegaskan bahwa uang ada diatas segalanya. Namun, jika berkata bahwa ini adalah berkaitan dengan hobi, "seharusnya" UUD sudah tidak lagi berlaku. Perlu diingat, bahwa hampir segala sesuatu yang berkaitan dengan hobi dapat melibatkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Sehingga akan menjadi pertanyaan mendasar, seberapa relakah anda mengeluarkan uang untuk menggapainya? Kalau memang anda masih merasa mengeluarkan uang untuk hobi adalah mahal, perlu dipikirkan lagi, apakah itu hobi atau hanya sekedar suka-sukaan.
*noted, dalam kasus ini tidak ada hobi yang murah. Karena ketika sudah menekuninya, kita akan masuk ke sebuah dunia baru yang luar biasa memikat dan sangat menjadi candu!
Menggeluti hobi, akan akan dibawa untuk merasakan sebuah sensasi cinta di dalamnya. Hati berbunga-bunga, terngiang selalu, rasanya selalu ingin bersama, dapat menghabiskan waktu tanpa terasa, dan banyak hal indah lainnya. (Mohon anda jangan terbawa perasaan lebih jauh). Ya, semua perasaan diatas merupakan perasaan yang sama dengan cinta, karena ketika kita ternggelam dalam hobi, kita akan jatuh cinta. Bahkan waktu seakan tak berbatas ketika kita melakukan hobi kita itu. Kita menjadi rela berkorban banyak hal hanya untuk dapat bersama hobi kita, apapun itu. Dan seperti cinta-cinta lainnya, cinta akan hobi akan sangat bisa menjadi cinta buta, karena memang hobi sifatnya personal dan ketertarikan seseorang terhadap hobinya akan sangat beragam. Jadi berbicara hal-hal buruk dan resiko akan hobi yang dianut akan percuma jika seseorang tersebut sedang jatuh cinta (terhadap hobinya). Apakah anda bisa merasakan cinta itu? Jika belum, mungkin anda belum berada di level hobi.
Terkadang di dalam bergelut dengan hobi, kita akan menjadi sangat autis! Akuilah kalau memang kita akan menjadi autis, dan berada di dunia sendiri yang tak seorangpun mengerti. Ketika orang lain mulai merasa tidak nyaman dengan sikap anda ketika anda bergelut dengan hobi anda, sebenarnya yang orang rasakan adalah ketidak nyamanan terhadap autisme yang mendadak menghinggapi anda. Jika anda merupakan seorang hobbyis, anda harus siap tempur, siap membela hobi anda. Sehingga memang tidak jarang hobi menjadi pemisah dan pemicu pertengkaran. Ketika anda seorang dewasa yang (akan) memiliki hobi, dan sebelum anda siap tempur untuk hobi anda, sebaiknya komunikasikanlah terlebih dahulu terutama kepada orang-orang terdekat. Ingat, bagaimanapun itu seharusnya hobi membawa kesenangan bukan kehancuran.
Hal kedua yang tidak kalah sensitif adalah waktu. Hobi tidak mengenal waktu, bahkan hobi bisa sangat menjerat baik secara finansial maupun waktu, berhati-hatilah. Hal ini dapat anda rasakan ketika anda berada di fase awal perkenalan dengan hobi. Namun seiring perjalanan hobi, biasanya seseorang akan dapat memanage waktu untuk hobinya dengan lebih baik. Ketika anda ada di batasan yang nyata bahwa ternyata hobi mulai membuat anda melalaikan tugas harian anda, dan anda terus menerus terjerat untuk melakukan hobi itu, mungkin anda harus berhenti sejenak. Berhati-hatilah karena ketika anda sudah terlalu terjebak soal waktu dalam menjalani hobi, bisa jadi itu semua hanya sebuah obsesi. Jadi apakah yang anda lakukan saat ini adalah hobi atau mulai mengarah ke obsesi?
Pada dasarnya setiap orang memiliki hobi untuk mencari sebuah kebahagiaan. Semua akan menjadi sia-sia belaka ketika kita tenggelam di dalam hobi, terbawa ke arus obsesi, dan akhirnya berakhir dengan depresi. Sadar atau tidak, ancaman tersebut memang nyata. Sehingga, ketika anda mulai merasa bahwa kebahagiaan yang anda dapat ketika melakukan apa yang anda senangi mulai berganti menjadi depresi, Berhentilah sejenak. Karena seharusnya hobi membawa kesenangan dan kenyamanan diluar dunia harian kita. Ketika hobi sudah menjadi obsesi, lalu kemana lagi kita akan lari ketika dunia harian kita mendesak begitu rupa?